Jakarta, Banyak pasien diabetes yang melakukan
kesalahan besar dengan berjalan telanjang kaki di aspal yang panas
dengan alasan untuk menghilangkan kesemutan. Hal tersebut justru dapat
membuat kaki luka dan infeksi hingga akhirnya harus diamputasi.
Pasien
diabetes harus waspada terhadap komplikasi kaki diabetik. Betapa tidak,
bagi pasien diabetes dengan kadar gula tidak terkendali, masalah kaki
ini dapat mengarah pada terjadinya luka yang sulit sembuh, yang kemudian
akan mengalami infeksi dengan konsekuensi lebih serius seperti amputasi
bahkan kematian.
"Gangguan kaki diabetik dapat terjadi ketika
kendali kadar gula darah yang tidak dilakukan dengan baik dan
berlangsung terus-menerus selama bertahun-tahun. Faktor utama
penyebabnya adalah kerusakan saraf (neuropati diabetik) dan gangguan
pembuluh darah," jelas Prof. Dr. dr. Sarwono Waspadji, Sp.PD,KEMD dari
Diabetes & Lipid Center, Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu
Penyakit Dalam, FKUI, di acara Media Edukasi 20th Jakarta Diabetes
Meeting di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (2/11/2011).
Saraf
yang sudah rusak membuat pasien diabetes tidak dapat merasakan sensasi
sakit, panas, dingin kaki, sehingga luka pada kaki dapat menjadi buruk
karena pasien tidak menyadari adanya luka tersebut. Neuropati diabetik
terjadi pada lebih dari 50 persen pasien diabetes. Gejala yang umum
terjadi adalah rasa kebas (baal) dan kelemahan pada kaki dan tangan.
"Karena
tidak merasa panas, pasien diabetes akan anteng-anteng saja kalau jalan
di jalanan panas. Malah ada yang menganjurkan jalan telanjang kaki di
aspal panas untuk menghilangkan kesemutan. Itu salah besar," tegas Prof
Sarwono.
Menurut Prof Sarwono, merupakan kesalahan besar bila
pasian diabetes berjalan telanjang kaki di aspal panas untuk
menghilangkan kesemutan di kaki. Hal tersebut justru akan membuat kaki
menjadi melepuh, menimbulkan luka, infeksi dan akhirnya harus
diamputasi.
"Ada juga pasien diabetes yang kesemutan di kaki
terus ditempeli botol panas bukan hangat, itu juga bisa membuat kaki
melepuh," lanjut Prof Sarwono
Menurut data tahun 2010 yang disampaikan Prof Sarwono, penyebab terbesar
terjadinya ulkus (luka di kaki) pada pasien diabetes adalah karena
tekanan (mekanik), yaitu sebesar 49 persen.
"Mekanik ini biasanya
karena ada batu kecil di sepatu yang nggak kerasa (karena kaki pasien
diabetes baal atau mati rasa). Tapi karena dipakai seharian akhirnya
lecet," jelas Prof Sarwono.
Penyebab lain yaitu bahan kimia (2 persen), panas (4 persen), spontan (14 persen) dan lainnya (14 persen).
Kaki
diabetik merupakan komplikasi kronik diabetes yang paling ditakuti
karena risiko terjadinya amputasi yang cukup tinggi serta mengancam
nyawa. Pemeriksaan kaki diabetik harus dilakukan secara menyeluruh, baik
sebelum munculnya luka atau saat telah terjadi luka.
Selain itu
juga sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kaki secara teratur
setiap hari, mendeteksi jika terdapat luka atau sesuatu yang
mencurigakan untuk dapat dilakukan pencegahan terhadap munculnya luka.
Dengan melakukan usaha-usaha ini maka risiko terjadinya amputasi dapat
diturunkan hingga 85 persen.
http://health.detik.com/read/2011/11/02/160359/1758595/763/2/keliru-pasien-diabetes-jalan-di-aspal-untuk-hilangkan-kesemutan
Selasa, 08 Juli 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar