Tampilkan postingan dengan label Doa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Doa. Tampilkan semua postingan

Selasa, 10 Desember 2013

Do'a Agar Rizki Melimpah




"ALLOOHUMMA YA AHADU YA AHADU YAA WAAHIDU YAA MAUJUUDU YA JAWWAADU YAA BAASITHU YAA KARIIMU YAA WAHHAABU YAA DZATH THOULI' YAA GHONIYYU YAA MUGHNII YAA FATTAAHU YAA ROZZAAQU YAA 'ALIIMU YA HAYYU YAA QOYYUUMU YA ROHMAANU YAA ROHIIMU YAA BADII'AS SAMAAWAATI WAL ARDHI YA DZAL JALAALI WAL IKROOMI YA HANNAANU YAA MANNAANU INFAHNI MINKA BINAFHATIN KHOIRIN TUGHNINII' AMMAN SIWAAKA".

3. Mengerjaan salat hajat khusus untuk rizki dengan dilengkapi wirid Kamilah

Untuk urusan pekerjaan dan mendatangkan rizki hendaklah
mengerjakan  salat hajat 4 rakaat dan wirid sbb:

a. Shalat hajat 4 rakaat dengan ketentuan:
- Rakaat pertama surat Al Ikhlas 10 kali
- Rakaat kedua surat Al ikhlas 20 kali
- Rakaat ketiga surat Al Ikhlas 30 kalt
- Rakaat keempat surat Al Ikhlas 40 kali

Setelah itu duduk khusyuk menghadap kiblat dan melanjutkan amalan.

b. Tawassul (kirim surat Al Fatehah) kepada
- Rosululloh saw. para sahabat dan keluarga beliau
- Syekh Abdul Qodir Jaelani
- Syekh Hasan Sadzali
- kedua orang tua
- Seluruh muslim dan muslimah

c. Setelah itu membaca ayat kursyi sebanyak 165 kali bacaannya:

'ALLOOHU LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUMU LAA TAKKHUDZUHUU SINATUWWA LAA NAUUM, LAHUU MAA FIS SAMAAWAATI WA MAA FIL ARDLI MAN DZAL LADZII YASFA'U 'INDAHUU ILLAA BI IDZNIH, YA'LAMU MAA BAINA AIDIIHIM WA MAA KHALFAHUM WA LAA YUHII THUUNA Bl SYAI IM MIN ILMIHII ILLAA BI MAA SYAA A WASI'A KURSIYYUHUS SAMAAWAATI WAL ARDLO WA LAA YA UUDUHUU HIFDHUHUMAA WA HUWAL "ALIYYUL 'ADHIIM".

Artinya:
'Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makNukNya), tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan Nya apa yang di langH dan di burnì. Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izinNya? Allah mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan dibelakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lag! Maha Besar. (QS. Al Baqarah: 255).

d. Setelah itu membaca  :

YAA KAAFII - YAA GHOONII - YAA FATTAAHU - YAA ROZZAAQU   (3000 X)

Artinya :   

Wahai Dzat Yang Memberi Kecukupan
Wahai Dzat Yang Memberi kekayaan
Wahai Dzat Yang Memberi jalan keluar
Wahai Dzat Yang Memberi Rizki

a. Berdo'a kepada Allah

Ya Allah berilah kami kecukupan untuk bekal ibadah
Ya Allah berilah kami kekayaan untuk bekal ibadah
Ya Allah berilah kami jalan keluar untuk bekal ibadah
Ya Allah berilah kami Rizki untuk bekal ibadah

4. Membaca do'a-do a yang khusus untuk memperoleh rizki

a. Doa pintu rizki

ALLOOHUMMA INNI ASH-BAHTU WA AMSAITU WA ANAA UHIBBUL KHOIRO WA UKRIHUSY SYARRO. WASUBHAANANALLOOHI WAL HAMDULILLAAHI WALAA ILAAHA ILLALLOOHU WALLOOHU AKBAR. LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BIL LAAHIL 'ALIYIL 'ADHIIMI

Artinya :
Ya Allah aku bangun pagi dan menjelang sore. aku senang barang bagus dan bencibarang yang jelek. Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah, dan bada Tuhan melainkan Allah. Allah Maha Besar. Tiada daya dan kekuatan kecuali hanya dengan pertolongan Allah yang Maha Luhur lagi Maha Agung

Senin, 09 Desember 2013

HIKMAH, KHASIAT SURAT AL-WAQI'AH

Artikel ini saya ambil dari koleksi buku saya semoga bermanfaat ....

Surat Al-Waqi'ah mengandung manfaat besar baik urusan duniawi maupun ukhrawi. Berikut kami lampirkan di antara berbagai khasiatnya:

a) Jika ingin supaya kelak diakui Allah swt. sebagai hamba-Nya yang berhak menempati sorga Firdaus; hendaknya Surat Al-Waqi'ah, Surat Al-Hadid, Surat Ar-Rahmaan di baca tiap-tiap hari secara kontinyu. (Demikian hadits R.I. Suyuthy dalam "Al-Jaami'us Shaghier").

b) Kata Masruq (murid S. Ibn Mas'ud ra.): "Kalau Anda ingin tahu beritanya orang-orang calón ahli Syurga, atau Neraka, juga berita-berita tentang dunia, akhirat. Hendaknya surat Al-Waqi'ah senantiasa dibaca. (Kitab "Rauhul Bayaan").

c) Kata S. Ibn Mas'ud Al-Hudzaly ra.,: "Pernah aku dengar Nabi saw. bersabda: "Siapa yang membaca Surat Al-Waqi'ah setiap malam; ia tidak akan terkena kemelaratan untuk selama-lamanya." (Kitab "Khazinatul-Asraar". Hal: 169).

d) Kata Sayid Muhammad Haqqy An-Nazily dalam "Khazinatul Asraar"; Surat Al-Waqi'ah mengandung rahasia agung, khasiat hebat mendapat kekayaan, menghilangkan kemelaratan.

Sedang diantara khasiat Sural Al Waqi'ah ialah

a) Dibaca 41 X dalam salu Majlis (sekali duduk). Insya Allah hajatnya segera Dia luluskan. Terutama untuk keluasan rezeki. (Demikian Kitab "Khawaashul-Qur'an").

b) Dibaca 41 X tiap-tiap hari selama riyadlah (tirakat) 40 hari niscaya Allah akan memberinya keluasan rezeki tanpa bersusah payah lagi. (Syaratnya: Sepanjang 40 hari. tersebut harus terus-menerus dibaca, berpuasa. Tidak boleh terputus).

c) Dibaca setiap usai dari shalat 'Ashar 14 X secara rutin. Insya Allah akan Anda buktikan sendiri khasiatnya.

d) Dibaca (diwiridkan) sepanjang hidupnya setiap ba'dal Maghrib, Shubuh 1 X secara rutin. Insya Allah akan jadi orang jutawan yang kaya raya, bersifat syukur. Hal mi harus dimulai dengan Riyadlah (Tirakat).

Caranya

1) Berpuasa selama 7 hari. (Dimulai hari Jum'at sampai Kamis).

2) Selama puasa. (Dimulai sesudah Shubuh hari Jum'at) membacanya 25 X setiap selesai shalat fardlu (lima waktu).

3) Pada hari Kamis (terakhir) mulai ba'dal-Maghrib, 'Isya' membaca sebanyak 25x , setelah shalat 'Isya' membaca lagi (surat Al-Waqi'ah) sebanyak 125 X, kemudian disambung bacaan shalawat sebanyak 1000 X.

4) Setelah usai dari riyadhah (Yakni: Jum'at pagi kedua seterusnya) mulailah dibaca secara rutin, tertib setiap ba'dal Shubuh, Maghrib cukup sekali saja. Silahkan dicoba, percayalah kepada Allah sepenuhnya. Tentu harapan Anda tak akan sia-sia.

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM

ALLAHUMMA INNI I AS-ALUKA YA ALLAH ... YA ALLAH ... YA ALLAH. YA WAAHID! YA AHAD! YA WITRU! YA HAYYU YA QAYYUUM! YA BADI 'AS-SAMAWAAT I WAL ARDL! YA DZAL-JALAALI WAL-IKRAAM! YA BAASITH! YA GHANIYYU! YA MUGHNI!BI-MAHMAHUUBIN  MAHMAHUUB,   DZI   LUTHFIN - KHAFIYYIN Bl SHA'SHA'IN SHA'SHA'IN. DZI NUURIN
BAHIYYIN   MA'SUUBIN ALLAHUL  LADZII LAHUL 'ADHAMATU WAL-KIBRIYAA-U. YA SHA'SHA'UUBIN DZU BAHAA-IN WA JAMAALIN THAHUUBIN THAM-HUUBIN DZU SYAAMIKHIN THAHLAHUUBIN MAH-LAHUUBIN. ALLAHUL LADZII SAKH-KHARA BINUURI KULLI NUUR. Bl THAH - THAHUUBIN AJIBUU YA KHADDAALLAHI AL 'ADHIIMIL A'DHAM BI TASKHIIRI  QULUUBIL KHALQI WA THAYYIBIR RIZQI WA HARRIKUU RAUHAANIYATAL MAHABBATI LIL  BIL MAHABBATIDDAA-IMAH. BISMILLAAHIL LADZII - IHTARAQAL HUJUBA NUURUHU, WA DZALLATIR  RIQAABU LI 'ADHAMATIHII WA TADAKDAKATIL - JIBAALU LI HAIBATIHII   WA  SABBAHAR  -  RA'DU BI-HAMDIHI WAL - MALAAIKATAU MIN KHIIFATIHI. HUWALLAHUL-LADZII  LAA -  ILAAHA ILLA HUWA RABBUL ARSYIL ADHIIM.

ALLAHUMMA INNII AS-ALUKA BISMIKAL - MURTAFI 'IL - LADZII ATHAITAHUU  MAN SYIKTA LI AULIYAAIKA   WA   ALHAMTAHUU   LI ASH-FIYAAIKA MIN AHBAABIKA.  AS-ALUKA-LLAAHUMMA AN TAKTIYANII Bl RIZQIN MIN 'INDIKA TUGHNII BIHII FAQRII WA TUJIIRU  BIHI   KASRII WA TAQTHA'U BIHI  'ALAAIQASY-  SYAITHAANI  MIN  QALBII, FA INNAKA ANTALLAHUL - HANNAANUL - MANNAAN AS-SULTHAANUD   -  DAYYAAN.  AL WAHHAABUR-RAZZAAQ. AL FATTAAHUL - 'ALUM, AL-QAABIDLUL BAASITH, AL-KHAAFIDLUR - RAAFI'. AL-MUTZZUL - MUDZILL, AL-GHANIYYUL-MUGHNI, AL-KARIIMUL-MUTHI. ARRAZZAQUL - LATHIIF, ALWAASI 'USY-SYAKUUR. DZUL -FADL - LI WAN - NI'AMIWAL JUUDI WAL KARAM.

ALLAHUMMA INNII AS-ALUKA BI-HAQQI HAQQIKA  WA KARAMI  KARAMIKA WA FADL-LIKA
WA IHSAANIKA, YA MAN FADL-LAHU FAUQA KULLA - FADL, WA IHSAANIHU FAUQA KULLI IHSAAN YA MAALIKAD-DUNYA  WAL-AAKHIRAH! YA SHAADIQAL - WA' DI, LAAILAAHA ILLA ANTA, SUBHAANAKA INNI - KUNTU MINADH-DHAALIMIIN. ALLAHUMMA YASSIR LII MIN RIZQIKAL-HALAAL WAJ'ALHU LII-NASHIIBAN. ALLAHUMMA AJIB DAWATII Bl HAQQI SUURATIL WAAQI'AH WA BIHAQQI ISMIKAL ADHIIMIL A'DHAM WA BI HAQQI SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA AALIHITH THAYYIBIIN ATH THAAHIRIIN, WA 'ALA AALIHI WA  SHAHBIHI  AJMA'IIN,  WA Bl HAQQI FAQAJIN MAKHMATIN FATTAAHIN RAZZAAQIN QAADIRIN MUTHIN  KHAIRIR  RAAZIQIIN  MUGHNIL - BAAISIL FAQIIR. TAWWAABIN LAA - YU - AAKHIDZU BIL - JARAA - IM.   

ALLAHUMMA YASSIR LII RIZQAN HALAALAN THAYYIBAN WAJMA' BAINII WA BAINAHUU MIN HALAALIKA WAJ'ALHU MIN NASHIIBII FIL HALAALI LAA FIL HARAAM, YA DZAL JALAALI WAL IKRAAM FI HADZIHIS SAA'AH YA ALLAH YA KAAFI YA JALIIIL YA KAFIIL YA WAKIIL AGHNI NIl BI-LUTHFIKAL KHAFIYYI YA KARIIM YA RAHIIM.

ALLAHUMMA AKFINII Bl  HALAALIKA 'AN HARAAMIKA WA BITHA'ATIKA 'AN MA'SHIYATIKA
WA BI-FADL-LIKA 'AMMAN  SIWAAKA. YA ALLAH YA RAHMAANAD - DUNYA WA YA RAHIIMAL - AAKHIRAH YA RABBAL 'AALAMIIN. AS-ALUKA AN TUSHALLIYA WA TUSALLIMA 'ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA 'ALA AALI SAYYIDINA MUHAMMAD WA AN TAFTAHA LII AB-WAABA RIZQI YA FATTAAH WA AS-ALUKA BI-HAQQI SUURATIL WAAQI'AH WA ASRAARIHA  ANTUYASSIRA LII RIZQII KAMAA YASSARTAHULI KASTIIRIN MIN KHALQIKA YA ALLAH YA RABBAL-'AALAMIIN. WA SHALLALLAHU 'ALA  SAYYIDINA  MUHAMMAD WA 'ALA AALIHI WA SHAHBIHI WASALLAMA TASLIIMAN KATSIIROO.

Ya Allah, Tuhanku! Sungguh aku memohon pada-Mu Ya Allah . . Ya Allah ... Va Allah! Wahai Tuhan Yang Maha Satu, Maha Esa, Maha Tunggal, Maha Hidup, Maha Berdiri Sendiri, Maha Pencipta dari yang sebelumnya, Yang Maha Mempunyai Kebesaran, Kemuliaan. Ya Allah Yang Maha meluaskan Rezeki, Maha Mengadakan Langit, Bumi, Maha Kaya lagi Maha Mengkayakan! Dengan asma-Mu Mahmahubin mahmahuub yang mempunyai kelembutan rahasia yang samar, dengan kepalanya asma'-Mu sha'sha'in sha' sha'ìn yang memìliki cahaya terang aku meminta. Bagi Altah-lah segala keagungan, kebesaran. Ya Sha'sha'uub yang memìliki kecemerlangan, keindahan, thahuub, thamhuub. Allah yang mempunyai kebesaran thahlahuub, mahlahuub. Allah yang menundukkan tiap-tiap cahaya dengan Nur, thahthahuub-thahthahuub.

Penuhilah permintaanku hai pelayan asma' Allah swt. yang agung, teragung dengan tunduknya hati tìap makhluk padaku, dan rezeki yang baik serta gerakkanlah ruhaniyah mereka dengan rasa cinta kepadaku terus-menerus.

Dengan nama Allah SWT. yang cahaya-Nya menyingkap segala tirai, segenap kuduk menjadi hina di hadapan keagungan-Nya, gunung-gunung jadi goncang dengan kehebatan-Nya, halilintar bertasbih seraya  memujiNya demikian pula para malaikat dari takutnya kepada-Nya. Dla-lah Allah yang dada Tuhan selain-Nya, Dla-lah Tuhan pemelihara singgasana agung.

Y a Allah, Tuhanku! Aku mohon pada-Mu dengan ketinggian nama-Mu yang te/ah Engkau berikan kepada siapa yang Engkau kehendaki di antara orang-orang yang mendapat perlindungan-Mu, serta mereka yang Engkau cintai dari orang-orang pilihan-Mu yang te/ah Engkau beri intuisi.

Aku mohon pada-Mu Ya Allah! Kiranya Engkau berikan rezeki padaku dari sisi-Mu yang dengan itu dapat mengkayakan kepapaanku sehlngga kehancuranku dapat terhindari demikian pula agar jeratan syetan yang mengganggu hatiku dapat terputus; karena Engkau-lah Maha bêlas kasih Maha mengabulkan harapan, Maha berkuasa, Maha Memberi balas, Maha Pengarunia, Maha Pemberi Rezeki Maha Pembuka, Maha Tabu, Maha Pengekang, Meluaskan rezeki, Maha Mengangkat, Meninggikan derajat di samping itu Engkau juga Maha Merendahkan, Menghinakan kedudukan. Engkau Maha Kaya, Maha Mengkayakan, Maha Mulia, Maha Pemberi. Maha Pembagi Rezeki, Maha Lembut, Lagi Maha Luas rahmat-Mu. Engkau Maha Sangat berterima kasih, Maha Memiliki kelebihan, nikmat, Maha Murah lagi Maha Mulia.

Ya Allah Tuhanku! Benarbenar aku mohon pada-Mu dengan kebenaran hak-Mu, semurah-murahnya kemurahan-Mu, dan keleblhan-Mu serta kebaikan-Mu. Ya Allah dzat yang Keleblhan-Nya di atas segala kelebihan, dan kebaikan-Nya melebihi segala kebaikan! Ya Allah Yang Memiliki Dunia, akhlrat. Ya Allah Yang Maha Menepati janji, tiada Tuhan yang patut disembah melainkan Engkau, Engkau Maha Suci aku akul bahwa dirìku termasuk orang-orang yang dhalim!

Ya Allah Tuhanku! Mudahkanlah bagiku dari rezeki-Mu yang halal, serta jadikanlah itu merupakan bagianku. Ya Allah!   Luluskanlah  permohonanku dengan kebenaran "Surat Al-Waqi'ah", dengan hak asma-Mu yang agung, lagi teragung, juga dengan kebenaran junjungan kita Nabi Muhammad saw., keluarga behau yang baik, suci serta semua para shahabat. Demikian pula dengan hak asma'Mu Faquyin, Makhmatin.1 ) Karena Engkau Maha Pembuka, Maha Pemberi Rezeki, Maha Kuasa, Maha Pemberi lagi Maha sebalk-baiknya Pembagi Rezeki. Engkau Maha Mengkayakan hamba yang terhimpit lagi papa, Engkau Maha Penerima taubat yang dengan itu orang-orang ternoda, penuh lumpur, dosa tidak disiksa.

Ya Allah! Mudahkanlah rezeki halal, baik untukku, dan himpunkanlah aku dengan itu termasuk halal-Mu yang Engkau ridlai, serta jadikanlah bagianku itu dalam halal bukan termasuk haram. Demik tan permohonanku ya Allah Yatìg Maha mempunyai keagungan, kemuliaan, pada detik detik ini amat aku butuhkan ya Allah, Yang Maha Mencukupi, Maha Agung. Engkau-Iah Ya Allah Yang Maha Menanggung, Maha Memberi Wakil! Kayakanlah aku dengan Maha Halus-Mu yang samar, Maha Murah lagi Maha Penyayang

Ya Allah! Cukupilah aku dengan barang halal-Mu dari pada haram-Mu, dan keta'atan kepada-Mu dari pada pelanggaran, serta dengan kelebihan anugerah-Mu dari pada siapa pun sel ain Engkau.

Ya Allah! Tuhan Maha Pengasih dunia, Maha Penyayang dì akhirat lagi Maha Pemelihara sekalian alam. Aku mohon pada-Mu agar curahan rahmat, salam-Mu Engkau limpahkan atas jun/ungan kita Nabi Muhammad saw., keluarga beliau. Demikian pula k/ranya Engkau buka pintu-pintu rezeki-Mu
untukku, Ya Allah Maha Pembuka. Aku mohon pada-Mu dengan "hak" surat "Al-Waqi'ah", segala rahasianya supaya Engkau mudahkan rezeki untukku sebagaimana Engkau telah memberi kemudahan bagi kebanyakan makhluk-Mu  Ya Allah Tuhan seru sekalian alam.

Mudah-mudahan Allah swt. melimpahkan rahmat, sejahtera atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga serta para shahabat dengan sebanyak-banyaknya keselamatan.

Kamis, 06 September 2012

Shalawat Nariyah membuat saya bingung




Pembahasan Pertama

Asal usul Shalawat Nariyah
Siapa yang tak kenal dengan shalawat Nariyah? Mayoritas kita mungkin mengenalnya, atau bahkan telah menghafalnya, atau setidaknya pernah mendengar nama tersebut. Tepat sekali, nama ini begitu masyhur di kalangan masyarakat kita sehingga banyak orang yang mengetahuinya. Bahkan saya sendiri dulu pernah menghafal dan sering membacanya dalam kehidupan sehari-hari. Namun sekarang saya meninggalkannya. Alhamdulillah.
Konon kabarnya shalawat Nariyah ini adalah gubahan shalawat dari seorang sahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Begitulah cerita yang saya dengar dari kaum Nahdhiyin. Untuk mengetahui kisah itu selengkapnya, bacalah nukilan artikel yang saya dapatkan dari sebuah website berikut ini:
Shalawat Nariyah adalah sebuah shalawat yang disusun oleh Syaikh Nariyah. Syaikh yang satu ini hidup pada zaman Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syaikh Nariyah selalu melihat kerja keras Nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga Syaikh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut shalawat dan Syaikh Nariyah adalah salah satu penyusun shalawat Nabi yang disebut shalawat Nariyah.

Suatu malam Syaikh Nariyah membaca shalawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam dan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti Syaikh Nariyah. Namun Nabi mengatakan tidak bisa karena Syaikh Nariyah sudah minta terlebih dahulu.
Mengapa sahabat itu ditolak Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam? dan justru Syaikh Nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh Syaikh Nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang mendoakan Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
Jadi Nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bershalawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/shalawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bershalawat kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam karena doa kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bershalawat.
Inilah riwayat singkat shalawat Nariyah. Hingga kini banyak orang yang mengamalkan shalawat ini, tak lain karena meniru yang dilakukan Syaikh Nariyah. Dan ada baiknya shalawat ini dibaca 4444 kali karena Syaikh Nariyah memperoleh karomah setelah membaca 4444 kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba’ (mengikuti) ajaran Syaikh.
Agar bermanfaat, membacanya harus disertai keyakinan yang kuat, sebab Allah itu berada dalam prasangka hambanya. Inilah pentingnya punya pemikiran yang positif agar doa kita pun terkabul. Meski kita berdoa tapi tidak yakin (pikiran negatif) maka bisa dipastikan doanya tertolak. (http://www.indospiritual.com)
Dari tulisan dalam website itu, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa pengarang shalawat Nariyah adalah Syaikh Nariyah yang merupakan sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang telah dijamin oleh Allah dengan surga-Nya. Bagaimana tindakan kita dalam menyikapi cerita ini dan yang semisalnya? Apakah kita langsung mempercayainya tanpa melakukan tabayyun?
Seorang muslim hendaknya tidak langsung percaya begitu saja dengan cerita atau kisah yang disampaikan kepadanya tanpa meneliti terlebih dahulu kebenaran cerita atau kisah yang disampaikan kepadanya tersebut. Inilah tabayyun, yakni meneliti kebenaran sebuah cerita yang didisampaikan kepada kita sebelum kita menentukan benar tidaknya cerita tersebut. Terlebih lagi hal ini merupakan permasalahan agama, maka hendaknya kita lebih waspada lagi dalam menerima cerita yang disampaikan kepada kita.
Janggal dan Tidak Lazim
Dari cerita tersebut di atas, ada beberapa hal yang hendaknya kita perhatikan dengan seksama, yang pertama yakni: Benarkah ada sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang bernama Syaikh Nariyah?
Para sahabat Nabi adalah orang-orang yang telah dimuliakan oleh Allah dan dipuji oleh Allah dan Rasul-Nya dengan pujian Khairun Naas (Manusia Terbaik). Oleh karena itu, banyak diantara kalangan para ulama yang menaruh perhatian yang sangat besar tentang biografi dan perjalanan hidup para sahabat Nabi. Oleh karena itu begitu banyak kitab yang ditulis yang mengumpulkan biografi dan perjalanan hidup generasi terbaik ini dan beberapa generasi yang hidup di zaman kemuliaan Islam tersebut. Sebut saja Hilyatul Awliyaa` yang ditulis oleh Al-Hafizh Abu Nu’aim Al-Asfahani. Ada lagi kitab Tahdzibul Kamal karya al-Hafizh Al-Mizzi, Shifatush Shafwah karya Imam Ibnul Jauzi, Al-Ishabatu fi Tamyizish Shahabah karya al-Hafizh Ibn Hajar al-’Asqalani dan berbagai kitab sejarah lainnya yang intinya adalah para ulama memberikan perhatian yang sangat besar terhadap biografi dan perjalanan hidup para sahabat Nabi.
Para dewan redaktur majalah As-Sunnah mengatakan, “Setelah meneliti berbagai kitab di atas dan juga referensi biografi lainnya, yang biasa diistilahkan para Ulama dengan kutubut tarajim wa ath-thabaqat, ternyata tidak dijumpai seorang pun di antara Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang bernama Nariyah. Bahkan sepengetahuan kami, tidak ada seorang pun Ulama klasik yang memiliki nama tersebut. Lalu, dari manakah orang tersebut berasal ??”
Sebenarnya ada sebuah kejanggalan pada nama orang yang disangka sebagai sahabat Nabi tersebut, yakni: jika kita terbiasa berinteraksi dengan hadits-hadits Nabi dan biografi para sahabat, belum pernah kita jumpai adanya nama sahabat Nabi yang mendapat ‘gelar’ “SYAIKH”. Perhatikanlah nama di atas, “Syaikh Nariyah”. Ini adalah sesuatu hal yang sangat tidak lazim terjadi di kalangan para ulama salaf, terlebih lagi para sahabat Nabi. Cobalah seandainya seseorang sedikit saja membaca kitab para ulama yang menuliskan biografi para sahabat, ketika mendengar atau membaca nama Syaikh Nariyah yang disangka sebagai sahabat Nabi, maka ia akan merasakan sesuatu yang aneh, ganjil dan tidak lazim. Mungkin –Allahua’lam- orang yang membuat kisah ini adalah orang yang tidak terbiasa berinteraksi dengan nama para sahabat Nabi, sehingga ia melakukan tindakan yang cukup fatal dan dianggap ganjil oleh orang-orang yang terbiasa dengan biografi para sahabat Nabi. Dari sini saja kita sudah sangsi tentang keshahihan kisah tersebut sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa tidak ada sahabat Nabi yang bernama Syaikh Nariyah. Jadi, penyandaran shalawat ini kepada sahabat Nabi yang bernama Syaikh Nariyah sangat diragukan kebenarannya.
Kemudian yang kedua, kisah tersebut di atas dinukil dengan tanpa sanad sehingga bagi orang-orang yang memahami betul pentingnya sanad dalam sebuah riwayat, mereka akan sangat sulit melacak keotentikan cerita di atas. Jangankan sanad, artikel tersebut juga tidak mencantumkan referensi dari mana kisah itu dinukil. Sepertinya, -Allahua’alam- orang yang membuat kisah di atas bukanlah orang yang memiliki amanah ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan karena gelapnya asal-usul dan periwayatan kisah tersebut di atas.
Imam ‘Abdullah bin al-Mubarak pernah berkata, “Isnad adalah bagian dari agama. Jika tidak ada isnad, seseorang akan bebas mengatakan apa yang dikehendakinya.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah dalam muqaddimah Shahihnya)
Fenomena Yang Sangat Memprihatinkan
Tersebarnya berbagai kisah yang gelap asal-usulnya di masyarakat luas merupakan sebuah fenomena yang sangat memprihatinkan. Apalagi jika kisah tersebut membawa-bawa nama Rasulullah shallalaahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Sungguh kita mengkhawatirkan mereka karena bisa terjatuh ke dalam kedustaan yang diatasnamakan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di neraka” (HR. Bukhari, Muslim dan lainnya)
Berdusta atas nama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam tidaklah sama dengan berdusta atas nama selain nama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Jika berdusta kepada selain Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam saja merupakan sebuah dosa, tentu berdusta atas nama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dosanya jauh lebih besar ketimbang berdusta atas nama selain beliau dikarenakan kedudukan Rasulullah yang mulia, dan dikarenakan kedustaan atas nama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam akan memunculkan suatu hukum tertentu dalam agama yang mana hukum tersebut tidak pernah ada yang pada akhirnya menimbulkan kerusakan yang sangat besar.
Kita ambil saja contohnya dari kisah shalawat Nariyah di atas. Berapa banyak orang yang meyakini bahwa shalawat tersebut berasal dari Syaikh Nariyah yang ‘disangka’ sebagai sahabat Nabi? Berapa banyak orang yang salah kaprah dalam amaliah mereka? Semua itu adalah akibat dari adanya kisah dusta di atas yang diatasnamakan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Inilah salah satu sebab beredarnya hadits-hadits palsu di tengah umat, yakni adanya tukang-tukang cerita yang mengarang-ngarang cerita, kemudian disandarkan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Jika kisah asal usul dari shalawat Nariyah ini tidaklah shahih, merupakan kedustaan atas nama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan merupakan kisah yang gelap asal-usulnya, maka masihkah kita meyakininya dan mengamalkan shalawat ini? Kita katakan tidak. Hendaklah kita meninggalkan perkara-perkara yang tidak jelas asal-usulnya, terlebih lagi menyangkut persoalan agama dan ibadah. Tentu hal ini akan menjadi suatu keharusan untuk meninggalkannya dan beralih kepada amaliah yang shahih yang datangnya dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya.
Bukan berarti orang yang meninggalkan shalawat Nariyah dan tidak mau mengamalkannya adalah orang-orang yang tidak cinta kepada shalawat dan tidak mau bershalawat. Tidak demikian adanya. Hanya saja yang kita kehendaki adalah hendaknya kita bershalawat sesuai dengan apa yang dituntunkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melalui hadits-hadits yang shahih.
Shalawat merupakan sebuah ibadah yang agung. Oleh karena itu, mustahil kalau Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam tidak mengajarkan kepada kita tatacara bershalawat yang benar. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan kepada kita dengan jelas tentang bagaimana kita bershalawat. Beliau juga mengajarkan kepada kita lafazh-lafazh atau bacaan-bacaan shalawat yang benar. Semua itu telah beliau ajarkan sehingga tidak perlu lagi menggubah atau mengarang-ngarang tatacara dan bacaan shalawat sendiri. Bahkan parahnya lagi adalah jika kita mengiringinya dengan kisah dan cerita yang kita pun mengarangnya sendiri kemudian kita sandarkan kisah dan cerita kita atasnama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam sebagai upaya pembenaran terhadap sesuatu yang batil.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Barangsiapa yang membuat-buat sesuatu yang baru yang tidak kami perintahkan, maka hal tersebut tertolak (di sisi Allah)” (HR. Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallaahu ‘anhaa)
Dalam riwayat lain disebutkan, “Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak pernah kami contohkan atas amalan tersebut, maka amalan tersebut tertolak (di sisi Allah)”. Allahua’lam bish-showab.
Referensi tulisan:
http://www.indospiritual.com
As-Sunnah edisi 06/Thn. XIV/Dzulqa’dah 1431H/Oktober 2010
Ditulis oleh Abu Shofiyah Aqil Azizi di: http://almadinahpekanbaru.wordpress.com/2011/05/26/menyoal-asal-usul-shalawat-nariyah/
Pembahasan Kedua:
Letak Kesyirikan Shalawat Nariyah
Shalawat nariyah telah dikenal oleh banyak orang. Mereka beranggapan, barangsiapa membacanya sebanyak 4444 kali dengan niat agar kesusahan dihilangkan, atau hajat dikabulkan, niscaya akan ter-penuhi.
Ini adalah anggapan batil yang tidak berdasar sama sekali. Apalagi jika kita mengetahui lafazh bacaannya, serta kandungan syirik yang ada di dalamnya. Secara lengkap, lafazh shalawat nariyah itu adalah sebagai berikut,
“Ya Allah, limpahkanlah keberkahan dengan keberkahan yang sempurna, dan limpahkanlah keselamatan dengan keselamatan yang sempurna untuk penghulu kami Muhammad, yang dengan beliau terurai segala ikatan, hilang segala kesedihan, dipenuhi segala kebutuhan, dicapai segala keinginan dan kesudahan yang baik, serta diminta hujan dengan wajahnya yang mulia, dan semoga pula dilimpahkan untuk segenap keluarga, dan sahabat-nya sebanyak hitungan setiap yang Engkau ketahui.”
Aqidah tauhid yang kepadanya Al-Quranul Karim menyeru, dan yang dengannya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam mengajarkan kita, menegaskan kepada setiap muslim agar meyakini bahwa hanya Allah semata yang kuasa menguraikan segala ikatan. Yang menghilangkan segala kesedihan. Yang memenuhi segala kebutuhan dan memberi apa yang diminta oleh manusia ketika ia berdo’a.Setiap muslim tidak boleh berdo’a dan memohon kepada selain Allah untuk menghilangkan kesedihan atau menyembuhkan penyakit-nya, bahkan meski yang dimintanya adalah seorang malaikat yang diutus atau nabi yang dekat (kepada Allah).
Al-Qur’an mengingkari berdo’a kepada selain Allah, baik kepada para rasul atau wali. Allah berfirman,
“Katakanlah, ‘Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya. Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmatNya dan takut akan siksaNya; sesungguhnya siksa Tuhanmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti.” (Al-lsra’: 56-57)
Para ahli tafsir mengatakan, ayat di atas turun sehubungan dengan sekelompok orang yang berdo’a dan meminta kepada Isa Al-Masih, malaikat dan hamba-hamba Allah yang shalih dan jenis makhluk jin.
Bagaimana mungkin Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam akan rela, jika dikatakan bahwa beliau kuasa menguraikan segala ikatan dan menghilangkan segala kesedihan. Padahal Al-Qur’an menyeru kepada beliau untuk memaklumkan,”Katakanlah, ‘Aku tidak kuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Al-A’raaf: 188)
“Seorang laki-laki datang kepada Rasululllah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam lalu ia berkata kepada beliau, ‘Atas kehendak Allah dan kehendakmu.” Maka Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam bersabda, ‘Apakah engkau menjadikan aku sebagai sekutu (tandingan) bagi Allah? Katakanlah, “Hanya atas kehendak Allah semata.” (HR. Nasaa’i, dengan sanad shahih)
Di samping itu, di akhir lafazh shalawat nariyah tersebut, terdapat pembatasan dalam masalah ilmu-ilmu Allah. Ini adalah suatu kesalahan besar.
Seandainya kita membuang kata “Bihi” (dengan Muhammad), lalu kita ganti dengan kata “BiHaa” (dengan shalawat untuk Nabi), niscaya makna lafazh shalawat itu akan menjadi benar. Sehingga bacaannya akan menjadi seperti berikut ini:
“Ya Allah, limpahkanlah keberkahan dengan keberkahan yang sempurna, dan limpahkanlah keselamatan dengan keselamatan yang sempurna untuk Muhammad, yang dengan shalawat itu diuraikan segala ikatan …”Hal itu dibenarkan, karena shalawat untuk Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Salam adalah ibadah, sehingga kita boleh ber-tawassul dengannya, agar dihilangkan segala kesedihan dan kesusahan.
Kenapa kita membaca shalawat-shalawat bid’ah yang meru-pakan perkataan manusia, kemudian kita meninggalkan shalawat lbrahimiyah yang merupakan ajaran AI-Ma’sum ?
sumber: http://ibnujafar86.wordpress.com/2009/02/25/seputar-shalawat-nariyah/
Pembahasan Ketiga:
seputar permasalahan shalawat nariyah
Salah Seorang kiyai Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta menulis sebuah artikel tentang sholawat Nariyah, yang mana jika seorang muslim tidak memiliki pemahaman Ilmu yang benar, maka bisa jadi ia akan terpengaruh oleh syubhat yang dilontarkannya, dimana ia mengatakan bahwa “shalawat Nariyah”, adalah salah satu bacaan yang sangat popular di kalangan kaum muslimin, baik di desa maupun di kota, Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan, maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan Shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada-Nya.
Berikut ini adalah bacaan shalawat Nariyah:
اللهم صل صلاة كاملة، وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد الذى تنحل به العقد، وتنفرج به الكرب، وتقضى به الحوائج، وتنال به الرغائب، وحسن الخواتم وسيتشقى الغمام بوجهه الكريم، وعلى أله وصحبه فى كل لمحة ونفس بعدد كل معلوم لك
yang artinya adalah, Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.
Dalam kitab Khozinatul Asror halaman 179 dijelaskan, bahwa “Salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah, karena jika umat Islam mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai, maka mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat Nariyah ini sebanyak 4444 kali, kemudian tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat bi idznillah.”
Selain itu, imam Dainuri mengatakan bahwa : Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat Fardhu sebanyak 11 kali, serta digunakan sebagai wiridan maka rizekinya tidak akan putus, di samping itu, ia akan mendapatkan pangkat kedudukan dan tingkatan orang kaya.”
Demikianlah apa yang difahami oleh sebagian besar kaum muslimin di negri ini, dan mungkin diantara kita pun ada yang pernah membaca shoalwat ini. Dan sebenarnya membaca sholawat adalah hal yang sangat disunnahkan oleh Rasulullah, akan tetapi kita sebagai kaum muslimin hendaknya tidak begitu saja seta merta meyakini apa yang diucapkan oleh seseorang, sekalipun yang berkata adalah seorang Kiyai. Kita harus mencari tahu mengenai kebenaran perkataan tersebut.
Nah untuk mengetahui apakah benar Shalawat Nariyah yang dibaca sebanyak 4444 kali itu dapat mendatangkan rizki dan solusi atas problem hidup yang sulit dipecahkan?
Berikut ini akan kami ulas secara tuntas.
Menurut Kiyai Mahrus Ali, ternyata sumber dan asal-usul shalawat Nariyah ini tidak diketahui, padahal beliau telah menelaah buku dan kitab hadits, fiqih, dan tasawuf. Dengan demikian maka jelaslah bahwa sholawat Nariyah adalah sholawat bid’ah yang jika dilakukan maka pelakunya akan diancam dengan Nar alias neraka.
Selain itu, jika kita perhatikan Dari segi isi shalawat, maka akan kita temukan banyak sekali kekeliruannya, terutama pada lafadz-lafadz yang artinya: “.. Yang dengannya, maksudnya dengan (Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam) maka segala ikatan menjadi lepas, dengannya segala kesulitan akan lenyap, dan dengannya segala keinginan akan tercapai, dengannya pula segala kebutuhan akan terpenuhi.”.
Dengan demikian jelaslah bahwa Menurut shalawat tersebut, yang melepaskan ikatan, kesulitan dan mengabulkan segala keinginan adalah Rasulullah, bukan Allah.
Hal ini jelas mengandung kesyirikan dan bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Dimana Allah subhanahu Wata’ala berfirman dalam surat Yunus ayat 31, yang artinya: “Katakanlah: ‘Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab: ‘Allah.’ Maka katakanlah ‘Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”
Kemudian dalam ayat yang lainnya, Allah subhanahu Wata’ala berfirman dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat14, yang artinya:
“Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadah) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.”
Demikianlah ayat-ayat yang sangat jelas, bahwasanya hanya Allah subhanahu Wata’ala lah yang berhak dan mampu melepaskan berbagai kesulitan dan mengabulkan permohonan, bukan Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam, sebab beliau shalallahu’alaihi wa sallam hanyalah manusia biasa yang diberi kelebihan oleh Allah subhanahu Wata’ala dibanding manusia lainnya.
Namun bukan berarti kita anti-shalawat. Kita tetap harus bershalawat pada Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam, hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 56, yang artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”
Selain itu, di dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi dan Nasa’i, Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:
“Orang yang paling bakhil adalah seseorang yang jika namaku disebut ia tidak bersholawat untukku.”
Inilah dalil-dalil yang sangat kuat, yang menunjukan bahwa kita diperintahkan untuk bersholawat kepada Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam, Akan tetapi hendaknya kitapun mengilmui bagaimana Cara ber-shalawat yang benar kepada Rasulullah, yakni harus sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah kepada para sahabatnya. Dan salah satu bentuk bacaan sholawat yang paling singkat adalah dengan mengucapkan “Shalallahu ‘Alaihi Wassalam”.
Oleh: Yusuf Supriadi
Sumber Referensi: 1. http://muza36.wordpress.com/2008/09/10/shalawat-nariyah/
2. http://majelismunajat.com/2009/10/amalan-sholawat-nariyah/
Sumber: http://yusuf-istiqomah.blogspot.com/2010/01/bolehkan-mengamalkan-sholawat-nariyah.html

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: Support@templateism.com

Our Team Memebers