Tampilkan postingan dengan label Design. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Design. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 15 Februari 2014

Kontes Desain (Spec Work) Buruk Bagi Desainer

Topik Spec Work memang cukup kontroversial. Sebagian menolak keras sementara yang lain menyambutnya dengan gembira. Di artikel ini, saya akan menyajikan beberapa argumen kenapa Spec Work buruk bagi desainer dan harus Anda hindari.

Apa itu Kontes Desain atau Spec Work?

 Spec adalah singkatan dari speculation atau spekulasi. Spec Work berarti bekerja dengan kemungkinan dibayar. Tentu saja, ini berarti ada kemungkinan Anda tidak akan dibayar. Dari definisi saja Spec Work sudah terlihat tidak masuk akal. Maukah Anda bekerja dengan kemungkinan dibayar? Saya yakin tidak. Di Indonesia, Spec Work lebih dikenal sebagai Kontes Desain. Sebetulnya kontes desain adalah sebagian dari Spec Work. Oleh karena itu, dalam artikel ini saya akan menggunakan istilah asli, Spec Work.
Berikut adalah skenario Spec Work yang sering ditemukan:
  1. Perusahaan mengumumkan bahwa mereka membutuhkan logo baru. Semua desainer diundang untuk mengirimkan logo dan yang terbaik akan dipilih sebagai pemenang dan dibayar.
  2. Situs kompetisi desain membuka peluang bagi perusahaan untuk mengumumkan projek yang dibutuhkannya, anggota komunitas situs akan mengirimkan mengirimkan karya terbaiknya. Selanjutnya pihak perusahaan akan memilih entri terbaik dan pemenangnya akan dibayar.
  3. Seseorang membutuhkan pekerja, untuk proses ini dia merekrut beberapa desainer melalui kontes. Setiap desainer diharuskan melakukan pekerjaan tertentu secara gratis lalu yang terbaik akan dia pilih.
  4. Dalam surat kontrak, klien memasukkan syarat yang memperbolehkannya meminta desainer melakukan pekerjaan tambahan. Syarat tambahan ini tidak dijelaskan secara detail dan bisa multi tafsir.
  5. Seseorang mengontak desainer dan berniat menyewanya. Namun, untuk memastikan bahwa desainer ini bisa bekerja sesuai harapannya, dia meminta desainer untuk melakukan sedikit pekerjaan gratis.
Faktanya, Spec Work tetap muncul subur. Situs-situs penyelenggara kontes desain seperti 99designs dan crowdSpring tidak pernah kekurangan klien atau desainer. Alasannya sederhana, harga murah. Melalui kontes desain, perusahaan bisa memperoleh puluhan bahkan ratusan alternatif logo hanya untuk $50. Padahal, pasaran logo minimal $200, harga itu untuk satu desainer.

Desain Bukan Komoditas Tetapi Ide

Satu hal dasar yang sering dilupakan adalah desain bukan komoditas. Desain bukan barang yang bisa begitu saja dikeluarkan. Desain sebetulnya berupa ide dan sekali terpapar keluar, sangat rawan diduplikasi. Dalam kontes desain, kita diminta menyerahkan ide final begitu saja. Ini resiko besar karena tidak ada kepastian bahwa ide kita aman di tangan penyelenggara. Sering kali, penyelenggara kontes tidak menyebutkan secara pasti apa yang akan mereka lakukan dengan entri desain yang diterima. Dalam beberapa kasus, penyelenggara bahkan berani mengklaim bahwa semua entri yang diterima menjadi milik mereka.
Berbeda dengan produk, Anda bisa saja mengeluarkan produk yang akan dijual. Walaupun orang lain bisa melihatnya, perlu waktu untuk menduplikasinya. Ide desain bisa saja dengan mudah diduplikasi. Anda bisa meniru logo Pepsi hanya dalam 10 menit, bandingkan dengan proses desain logo Pepsi yang menghabiskan 1 juta dollar.

Contoh Buruk Spec Work

Berikut adalah beberapa contoh buruk tentang Spec Work:
  1. Lomba Desain Logo dan Desain Stiker UM 2010. Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan lomba desain logo dan stiker. Dalam ketentuannya disebutkan semua karya yang masuk (tidak harus menang) otomatis menjadi milik panitia.
  2. Lomba Kompetisi Desain Logo Pilkada Wonosobo Indonesia 2010. Dalam ketentuan teknis disebutkan “Karya yang sudah masuk tidak dikembalikan dan menjadi hak milik KPU Kabupaten Wonosobo.”
  3. Lomba Desain Logo Mass Rapid Transit Jakarta. Dalam ketentuan lomba tertulis “Keputusan dewan juri adalah mutlak, dan dewan juri berhak untuk membatalkan keseluruhan proses penjurian apabila seluruh karya yang masuk tidak sesuai dengan yang diharapkan.” Kontes dapat dibatalkan jika hasilnya dianggap tidak sesuai harapan, ini berarti ketidakpastian bagi desainer.
  4. Spec Watch melaporkan salah satu kontestan logo di 99designs menggunakan resource vektor gratis. Di crowdSpring, pemenang kontes menggunakan resource vektor yang sama tanpa diedit sama sekali.
  5. David Airey menyebutkan penemuannya tentang desainer di bawah umur di 99designs. Padahal, 99designs mengklaim sebagai tempat berkumpulnya desainer professional dengan harga terjangkau.
  6. Pemenang kontes logo di crowdSpring menggunakan ikon dari iStockphoto. Padahal, iStockpoto melarang penggunaan karyanya dalam logo. Yang membuat lebih rumit, ikon itu tidak dibeli dari iStockphoto tapi hasil copy dari preview-nya dan masih mengandung trademark.
  7. Projek logo ditarik setelah memperoleh 21 karya. Projek ini dihargai $199.
Untuk info lebih lengkap tentang praktik buruk Spec Work, Anda bisa melihatnya di twitter @specwatch.

Alasan untuk tidak mengikuti Spec Work

Saya tegaskan sekali lagi bahwa Spec Work tidak baik untuk bisnis desain. Berikut adalah beberapa alasan untuk tidak mengikuti Spec Work:

1. Tidak ada Kepastian

Sukarelawan bekerja tanpa mengharapkan imbalan. Mereka meyakini bahwa apa yang mereka lakukan adalah kebaikan. Yang harus kita perhatikan adalah, desainer dalam kasus Spec Work bukan sukarelawan tapi korban. Kita kembali lagi ke pertanyaan sederhana, maukah Anda bekerja tanpa kepastian akan dibayar? Saya tidak bisa membayangkan seorangpun yang akan menjawab ya. Coba bandingkan dengan standar kerja normal, desainer biasanya baru akan bekerja setelah menerima 50% pembayaran di muka.

2. Banyak Persaingan

Persaingan memang bagus karena memaksa kita untuk meningkatkan skill. Tapi ini tidak berarti kita perlu memperberat kondisi dengan mencari persaingan yang tidak perlu. Setiap hari, secara tidak langsung kita juga bersaing dengan desainer lain. Desainer harus selalu mencari informasi baru, aktif di jejaring sosial, meningkatkan skill, dan mempromosikan portfolio. Berkompetisi melalui kontes hanyalah menambah beban yang tidak perlu.

3. Berpotensi Menurunkan Kualitas

Adanya persaingan membuat proses kerja tidak nyaman. Dalam kerjanya, desainer tidak begitu saja lompat ke Photoshop dan mendesain. Sebelumnya diperlukan riset untuk memperoleh hasil terbaik. Proses riset ini tidak mudah, bisa jadi dibutuhkan waktu lama untuk memperoleh hasil yang sesuai harapan. Bagaimana desainer bisa melakukan risetnya dengan tenang sementara tidak ada kepastian bahwa dia akan dibayar untuk itu? Bagaimana desainer bisa bekerja dengan tenang jika dibayangi oleh pikiran bahwa siapa pun bisa dengan mudah merebut projeknya?

4. Berpotensi Pada Praktek Tidak Sehat

Tidak adanya kepastian dan banyaknya persaingan tidak mendukung desainer untuk bekerja secara optimal. Kondisi ini membuat sebagian desainer mengambil cara mudah dengan menjiplak karya lain atau menggunakan resource jadi. Akhirnya, besar kemungkinan desain yang dihasilkannya tidaklah unik. Padahal keunikan adalah salah satu hal yang membuat sebuah desain istimewa.

5. Menjatuhkan Pasaran

Lagi-lagi masalahnya adalah persaingan. Spec Work sering kali menarik minat para desainer pemula yang portfolionya tidak cukup bagus untuk menarik minat klien potensial. Desainer pemula semacam ini sering kali menjatuhkan harga karena menyadari bahwa mereka tidak bisa bersaing dengan harga normal. Secara umum, tindakan ini akan menjatuhkan pasaran desain. Sayangnya, banyak pihak yang tidak menyadari bahwa desain itu mahal. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan –harga software, investasi pendidikan, waktu yang dihabiskan untuk mempelajari skill desain, kebutuhan desainer– bukan sekadar proses desain di depan komputer.

Alternatif Spec Work Bagi Desainer Pemula: Bekerja Pro Bono

Spec Work sering difavoritkan desainer pemula dengan alasan untuk mencari pengalaman dan membangun portfolio. Desainer pemula memang lebih sulit untuk memperoleh klien. Klien, terutama klien besar, akan memilih menghabiskan lebih banyak dana untuk desainer handal daripada mengambil resiko dengan desainer pemula.
Contoh termudah misalnya dalam desain buku. Buku biasanya dicetak di atas 2.000 buah. Seandainya ada kesalahan desain, maka ada 2.000 buku yang gagal. Ini biaya yang sangat besar. Jika Anda ingin diterima sebagai desainer buku, skill InDesign dan ijazah saja dijamin tidak akan cukup. Klien pasti menginginkan desainer yang sudah berpengalaman, yang memiliki bukti bahwa desainnya sukses dicetak.
Jika Anda di posisi desainer tadi, maka cara terbaik adalah dengan bekerja pro bono. Pro bono maksudnya bekerja gratis dengan tujuan mulia. Dalam kasus desainer buku, Anda bisa mencari LSM non-profit lokal yang ingin menerbitkan buku dan menawarkan jasa desain secara gratis. Lewat proyek ini, Anda akan memperoleh pengalaman dan sekaligus membangun portfolio. Siapa tahu, LSM ini bisa jadi akan merekomendasikan Anda pada rekannya yang lain. Jika terjadi, ada point tambahan yang Anda peroleh, membangun jaringan.
Pekerjaan Pro Bono yang paling mengesankan bagi saya adalah mendesain buku. Saat ini, semua buku saya di Elex Media Komputindo didesain sendiri. Elex tidak membayar desain saya, namun saya memperoleh pengalaman yang jauh lebih besar. Semua keahlian InDesign yang saya pelajari dicetak dalam lebih dari 8.000 buku! Saya bereksperimen dengan berbagai jenis desain dan tidak mengeluarkan sedikit pun biaya cetak. Dengan harga per buku minimal Rp. 80.000, saya memperoleh kepercayaan mengelola projek senilai lebih dari 640 juta!

Kerugian Bagi Perusahaan yang Menjalankan Spec Work

Perusahaan seharusnya menghindari kontes desain. Kontes desain sering kali menarik minat desainer pemula yang kualitasnya masih diragukan. Perusahaan seharusnya memiliki kontrol penuh terhadap hasil yang akan dia peroleh, caranya dengan menyewa desainer professional. Desainer professional bisa dilihat dari kualitas portfolionya. Desainer professional jelas memiliki skill dan pengalaman lebih luas. Sesuai namanya, mereka bekerja secara professional. Mereka akan mampu menggabungkan filosofi perusahaan ke dalam desainnya.
Dengan melakukan kontes desain, perusahaan melepaskan kontrol terhadap kualitas desainer dan desain yang diperoleh. Perusahaan tidak bisa memilih logo yang baik hanya dari satu gambar saja. Perusahaan harus melihat hasil karya lain desainer dari portfolionya untuk memastikan kualitas desain. Bagaimana jika di kemudian hari ada perubahan konsep? Bagaimana jika perusahaan berkembang ke sektor lain. Sanggupkah desainer pemenang mengadaptasi itu semua?
Pilihan paling logis adalah menggunakan jasa desainer professional. Memang tidak murah, namun kualitasnya pasti jauh lebih meyakinkan. Bagaimana dengan perusahaan kecil yang tidak memiliki cukup budget untuk menyewa desainer handal? Solusinya adalah dengan langsung mencari desainer yang bisa bekerja sesuai dengan budget. Perhatikan portfolio-nya, jika dirasa sanggup memberikan hasil yang memuaskan maka sewa secara langsung. Dengan cara ini, perusahaan bisa secara langsung memberikan masukan pada desainer dan mengawasi proses desain secara keseluruhan. Saya yakin masukan ini lebih baik daripada sekadar beberapa paragraf di dalam penjelasan kontes.

Menjalankan Kontes Desain Tanpa Spec Work

Perlu ditegaskan bahwa saya tidak dalam posisi menolak sama sekali kontes desain. Kontes desain tidak selamanya terkategorikan Spec Work. No!Spec membahas beberapa kriteria yang menjadikan sebuah kontes desain terkategorikan Spec Work.
  1. Apakah desainer dibayar setara dengan proses kerja normal di bawah kontrak?
  2. Apakah desainer dibayar setara dengan keahliannya?
  3. Apakah semua file dan lisensinya dikembalikan sesuai dengan persetujuan desainer, terutama bagi yang kalah?
Jika jawaban untuk semua pertanyaan di atas adalah tidak, maka kontes itu terkategorikan Spec Work dan saya sarankan Anda menghindarinya.

Kesimpulan

Jika Anda desainer pemula, saran terbaik saya adalah mulailah dengan membangun jaringan. Jika Anda memiliki desain berkualitas tinggi, sumbangkan saja ke situs besar. Situs desain semacam Psdtuts+, NaldzGraphics, dan WeGraphics akan senang jika menerima desain berkualitas apalagi gratis. Walaupun tidak dibayar, Anda akan terekspos ke hadapan ribuan pembacanya. Sebagian di antaranya, bisa jadi merupakan klien potensial.
Jangan dulu berharap menerima dollar. Segala sesuatu ada waktu dan tahapannya. Langkah pertama bagi desainer pemula adalah meningkatkan kualitas, networking, dan membangun citra (branding). Jika Anda sudah dikenal sebagai desainer berkualitas, pasti mereka akan mendatangi Anda.

Sumber : Klik Disini

Jumat, 31 Januari 2014

Teknik Gambar Cartoon Style dengan Photoshop

Lagi iseng2 ngebrowse di YT nemuin tutorial teknik gambar cartoon yang keren dengan photoshop.

Yuk mari kita lihat di bawah ini

ini juga bagus


Jadi hasil akhirnya model kayak GTA IV gitu...

Dan kalo sudah bisa menguasainya anda bisa jual di Fiverr....

Selamat mencoba

Selasa, 31 Desember 2013

How to Create a Cover PDF for your Book

Source : https://www.createspace.com/Products/Book/CoverPDF.jsp

Calculate the spine width of your book

The spine width is based on the number of pages in your book:

For black and white-interior books:

White paper: multiply page count by 0.002252
Cream paper: multiply page count by 0.0025
Example of spine width calculation for a 60-page black and white book printed on white paper: 60 x 0.002252 = 0.135"

For color-interior books:

Multiply page count by 0.002347
Example of spine width calculation for a 60-page color book: 60 x 0.002347 = 0.141"

Set up your document

Your cover must be a single PDF that includes the back cover, spine, and front cover as one image.
You can submit your cover on any size page as long as the printable area is:
  • Measured exactly to your book's trim size, spine width, and .125" bleed
  • Centered horizontally and vertically
Minimum Cover Width: Bleed + Back Cover Trim Size + Spine Width + Front Cover Trim Size + Bleed
Example calculation at 6" x 9" cover with 60 B&W pages on white paper: 0.125" + 6" + 0.135" + 6" + .125" = 12.385"
Minimum Cover Height: Bleed + Book Height Trim Size + Bleed
Example calculation: 6" x 9": 0.125" + 9" + .125" = 9.25"

Get a head start with one of our cover templates:

Our templates make it easier for you to quickly create print-ready files in Adobe Photoshop®, Adobe InDesign®, or any software that will allow you to open a .png or PDF file and save a PDF file. These templates contain the proper dimensions, layout, and bleed for the trim size and page count you select.

Download Cover Templates

Design your cover

Safe Zone

Text and images must be at least .125" inside the trim lines to ensure that no live elements are cut during the bookmaking process.

Title and Author Name

Your book's title and the author's name must appear on the cover exactly as it was entered during the title setup process.

Images

Images may be CMYK or RGB color. All images should be sized at 100%, flattened to one layer and placed in your document at a minimum resolution of 300 DPI.

The spine of your book

Every book will vary slightly when bound. Allow for 0.0625" variance on either side of the fold lines for your cover. For example, if your spine width is 1", your text should be no wider than 0.875". Because of this variance, avoid hard edges or lines that end on the fold line.
For books with 130 pages or less, we strongly recommend a blank spine. Blank spines are required for books with less than 101 pages.

Barcode

When your files go through the review process, our system will place your ISBN barcode in a 2" by 1.2" white box in the lower right-hand corner of your book's back cover. Our standard trim size templates will show you exact barcode placement.
Images or text in the barcode location will be covered when the book is printed. Make sure no important elements appear where the barcode will be placed.
If you choose to provide and place your own barcode, be sure it is a high-resolution image.

Prepare for Printing

  1. The printable area of your document must be the right size, including bleed.
  2. Make sure the printable area is centered within your document.
  3. Make sure all live elements are inside the safe zone.
  4. Export your file as a print-ready PDF. Be sure fonts are embedded.
  5. The maximum accepted file size for your book cover is 40 MB.
  6. Download the CreateSpace Submission Specification in one document.

We’ve got you covered: 9 authors’ tips for a brilliant book cover design

Writer : Maya Lekach
 Source : http://99designs.com/customer-blog/9-book-cover-design-tips-from-authors/

 Last week some of us jetted to New York to attend BookExpo America, the largest publishing conference and trade show in the U.S., to talk to folks in the industry about how they can use 99designs to get great book cover designs. We were thrilled by the many authors who stopped by our booth to say hello and show us the book covers they’d designed through 99designs – like oceanographer John Englander, whose self-published book, “High Tide on Main Street,” received rave reviews from the likes of Publishers Weekly.
“I still Skype every so often with my cover designer, Kata, who lives in Budapest,” Englander told us, adding that the designer submitted an exciting and unexpected idea midway through his contest that immediately caught his eye.

John Englander with 99designs’ Jessica Hill; his book cover design by kunoichi23.
Time and time again attendees told us that with the rise of ebooks, a fantastic book cover design is more important than ever – without a compelling thumbnail image to catch the attention of online buyers, sales simply don’t happen.
To find out how to score a book cover design that stops traffic – or, more accurately, drives it – we decided to ask authors who ran book cover design contests on 99designs. Here’s what nine of them had to say:
#1: Think like a reader, not like a writer
J. Pepper Bryars - Undaunted: Five True Stories from World War II


Book cover design by Portugal

“Cover images and text must be clearly understood as thumbnails, which is how more books are being sold today. If you cannot discern the image or read the text in the size it would be shown on one of the online bookstores, like Amazon or Kobo, then the reader won’t be able to, either. Covers need to make a reader “feel” something rather than “tell” them something.”
#2: Think of your cover as a key piece of a puzzle
Dennis Tabor - God of Burden


Book cover design by Ed.davad
“Writing a book, to me, is like solving a 10,000 piece puzzle, blind-folded. After writing it, the final piece of this puzzle is to find the design that will get the attention of the customers you want. I believe really well written feedback is essential to getting the design you are working for. I checked the design process frequently for the whole week and gave feedback almost non-stop.
#3: Nail your audience
Kaneisha Grayson - Be Your Own Boyfriend 


Book cover design by komandog
“In order to know what the book cover should be like, you have to think about the audience. I spoke with my young, female interns in order to learn about my target audience: not too girlish, but sassy and interesting. I also looked around my hometown of Austin, Texas, a very tattooed city, for inspiration. I wanted a juxtaposition of profane and in-your-face, but kind of cute.”
#4: Avoid clichés 
Jim Miller – Budgeting Doesn’t Have to Suck 


Book cover design by RJHAN
“Although my book is about finance, it’s a unique and personal book, and I wanted this conveyed through its cover. I didn’t want it to feature dollar bills or piggy banks or any of that cliché stuff. I made sure to convey this message to the designers in my brief.”
#5: Stick to your key message – and write it down
Audrey Cavenecia - The Alcohol Diet


Book cover design by Ranooshka
“Write down what the point of your book is and then have that sentence in front of you as your guide when you review your cover submissions. There were many book cover designs I was fond of, but they just didn’t convey the right message.”
#6: Make your readers feel something
Joe Conlan -
 Nameless

Book cover design by PINTADO
“Since Nameless was released I’ve had many readers tell me that they were first reeled in because of the cover. I chose the design I felt best captured the dark nature of the story. It was my intention for the cover to convey a feeling that would target those readers who would be interested in an FBI vs. serial murderer thriller novel like Nameless. I wanted it to reach out and grab the people who love to have the wits scared out of them.”
#7: Stay open-minded
Simon Morley -
 The Universe Wide Web

Book cover design by line14
“Give the designers all the information they may need. Describe the audience you’re aiming at, the style of the book (adventure, romance, thriller, etc.), the period it’s set in, the mood, as well as important characters or moments. But don’t expect the design you finish with to be what you had in mind when you started—designers will, and should, surprise you and take you somewhere new.”
#8: Use social media to get input from fans – and listen!
Federico Pistono - Robots Will Steal Your Job But That’s Ok


Book cover design by dapicon
“My presence on social media was a major factor in my decision to self-publish my book. When I couldn’t really decide on which cover to choose, I asked my few thousand followers on Facebook and Twitter for their advice, opened a poll, and let them decide. After all, it’s my fans – my audience – that matters. So I listened to them.”
#9: Use your first contest to find the perfect designer for future books
Lydie Thomas - Your Guide to Visit Paris for Free and Your Guide to Visit San Francisco for Free

Book covers designed by Harry Hyatt
“I ran a contest for my first book, Your Guide to Visit Paris for Free. So for my second book, Your Guide to Visit San Francisco for Free, instead of organizing another contest I directly hired the designer of my first book cover, Harry Hyatt, through 99designs’ 1-to-1 platform. The second time around, the designer knows you, and is aware of what you like, and what you do not like. You can create your second cover in no time compared to the first.”

Kamis, 27 Juni 2013

Cara Cari ide desain poster

Kali ini saya tuliskan disini bagaimana mencari ide desain poster untuk mengikuti kontes desain. Kebetulan kontest yang saya ikuti BRIEF nya sebagai berikut :

Business Name

Standing Gard Productions

What do you do?

We make short films, music videos and commercial spots.

How many pages of print design do you need?

One

List the size requirement(s) for your print design

Full size poster size. (24" x 36")

What is your industry?

Entertainment and Sports

Describe the target audience for your print design

Film enthusiasts and people interested in short films. Upper middle class mixed audience with a devotion to the arts.

What 3 things would you like to communicate to your audience through your print design?

1. The name of the short film (Girl)
2. Information (film credits).
3. The style of the film. (Horror/Thriller)
4. What we DON'T want to see, is the short being spoiled by seeing the creature design, it's one thing to hint, another to give it away completely.

What print design styles do you like?

American illustrated movie posters from the 60's and 70's. Pulp/Noir painted book jackets. Foreign film posters from the 70's.
The actual short film (or the work in progress) that this poster is for is available for viewing (with a password) at the link below:
https://vimeo.com/66624443
Password: girl

What colors do you want to see in your print design?

Black, white, forest green, reds, blues

What colors do you NOT want to see in your print design?

Neon colors, purple, orange.

What adjectives should best describe your print design?

Stylish, moody, menacing

How will you use the print design?

Promotion at film festivals and online.

What content must be included in the print design?

Title of short film, credits, website information. NO outright spoilers, please.

 

Nah akhirnya saya coba Googling dengan KW “American movie posters 60's and 70's” di Google dan dari hasil pencarian saya masuk ke link

http://www.jenx67.com/2012/08/50s-60s-70s-80s-90s-film-alphabet-posters-answers.html yang berisi tentang 50s, 60s, 70s, 80s, 90s Film Alphabet Posters, Answers dan saya ambil bagian tengah pas Abjad Film 1970 spt dibawah ini :

 

1970s Alphabet Movie Titles

Released during the coming-of-age of late-wave Baby Boomers and early-wave Generation X.

A – Apocalypse Now
B – Blacula
C – A Clockwork Orange
D – Deliverance
E – Enter the Dragon
F – Fiddler on the Roof
G – Get Carter
H – Herbie Rides Again
I – Isla She Wolf of the SS
J – Jaws

K – Kramer vs Kramer

L – Logans Run
M – Mad Max

N – National Lampoons Animal House
O – One Flew over the Cuckoos Nest
P – Poseidon Adventure
Q – Quadrophenia
R – Rocky
S – Shaft
T – Taxi Driver
U – Up in Smoke
V – Valdez is Coming
W – West World
X – X, Y and Zee
Y – Yank
Z – Zulu Dawn

Dari list tersebut saya googling lagi di Google dengan KW “A Clockwork Orange movie poster” dan saya masuk ke link http://www.movieposter.com/q/Clockwork+Orange_posters.html dan dari situs tersebut saya mencari poster “

Apocalypse Now" dan setelah memilih poster yang saya suka tinggal klik tombol “Frame It” seperti pada gambar dibawah ini :

image

Nah hasilnya adalah gambar dibawah ini :

imgframe.pl

Nah dari sini saya bisa mendapatkan ide bagaimana sebenarnya ilustrasi movie dekade jaman tahun 60 atau 70 an

Senin, 05 September 2011

Bisnis Design di Cafepress

Apakah hobi anda dalam bidang design? design kaos, t-shirt, atau lain sebagainya? terus pengen dapat uang saku lewat bisnis di rumah?. Sepertinya CafePress.com bisa menjadi jalur rezeki Kamu-kamu para designer ...

Bagaimana caranya?

cukup dengan 3 langkah mudah saja

satu, design sesuai ide kamu ...

Dua, pilih produk yang cocok ma design-nya

Tiga, publish deh (jual) ...


Produk Apa saja yang dijual?


Merchandise yang kamu design seperti t-shirts, posters, mugs, bumper stickers and lain-lain. Sebenarnya Buku dan CD (Audio dan data) bisa juga dijual di sini, tapi nanti dibahasnya. Sekarang mah design dulu.

Berapa Keuntungannya?

Semua merchandise yang kamu pilih dan kamu design gambarnya, punya harga dasar. Setelah kamu naikin harganya (mark-up), maka keuntungannya adalah selisihnya. Misalkan harga dasar t-shirt adalah $9. Terus kamu jual $15. Jadi keuntungannya adalah $6.

Keuntungan lainnya adalah bahwa Cafepress memberikan "online shop" untuk mempromosikan design kita. Design/tiap merchadise dipasarkan secara global. Memberikan pendapatan anda tiap bulan.

http://irfanimovick.blogspot.com/2009/10/bisnis-design-di-cafepress.html

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: Support@templateism.com

Our Team Memebers